KABAU jo JAWI

Kabau merupakan bahasa minang dari kerbau dan jawi adalah sapi. Kedua hewan ini merupakan hewan yang biasa ditemui di Sumatera Barat maupun di seluruh Indonesia. Apa menariknya menceritakan kerbau dan sapi??? Atau jangan jangan ada yang tidak tahu bedanya kerbau dan sapi??? Suara kerbau dan sapi seperti apa??? hahaha

Kali ini saya akan menceritakan keunikan dari dua hewan mammalia ini di Sumatera Barat

Pertarungan Sengit Pacu Jawi

Kerbau di puncak lawang
Saya menepati janji saya untuk berkunjung ke rumah saudara di daerah puncak lawang. Saudara saya selalu meminta saya untuk berkunjung kerumahnya dan saya selalu menjawab tunggu saya saat libur panjang (selama kuliah saya tidak pernah jatah libur, kerena selalu praktek lapangan, kejam sekali). Saya ingin sekali melihat cara pembuatan gula merah dengan bantuan kerbau. Ketika saudara saya datang berkunjug ke payakumbuh, saya mengatakan bahwa saya ingin sekali pergi ketempatnya dan ia berkata “nanti ikut saja pada saat saya pulang ke Lawang”.
Saya berangkat pada hari senin dikarenakan hari pasar di puncak lawang adalah hari senin dan jumat. Ransel beserta tas kamera saya sandang dan saya siap menuju ke Puncak Lawang, Kab.Agam . Saya berangkat dari Payakumbuh jam 7 pagi menuju ke Bukittinggi dengan tujuan padang luar dengan ongkos RP 10.000.- . Setelah sampai Padang Luar, perjalanan dilanjutkan dengan angkot dengan tujuan Bukittinggi-Matur-Lawang dengan biaya Rp 7000,- saja. Perjalanan di tempuh sekitar satu jam. Angkot saya naiki cukup menyiksa bagi saya karena ruang meletakkan kaki cukup sempit untuk ukuran saya. Setibanya di Pasar Puncak Lawang, saya melanjutkan perjalanan menuju ke rumah saudara saya di Kampuang Tanah Liek, Jorong Taruian, Nagari Lawang Tigo Balai, Kecamatan Matur Kabupaten Agam dengan ojek dengan ongkos Rp 7000-Rp10.000 sesuai nego kepada tukang ojek.
Perjalanan menuju jorong Taruian cukup menakjubkan, dengan jalan separuh semen, separuh tanah dan bebatuan cukup membuat guncangan selama perjalanan. Sepanjang perjalanan disuguhkan dengan pemandangan yang menyejukkan mata dan hati, hehehe.  Dan pengalaman saya pertama kali melihat elang liar yang terbang di atas jurang dengan jarak tiga meter didepan saya, dan ternyata kalo dari dekat elang ukurannya cukup besar (karena biasanya melihat elang liar terbang cukup  jauh dan terlihat kecil).
Sesampainya di rumah saudara, saya menikmati ketenangan yang belum pernah saya dapatkan ditempat-tempat lain yang saya kunjungi. Kediamannya terasa sejuk karena terletak di daerah tinggi. Tidak ada suara bising kendaraan karena jarang sekali terdengar. Hanya terdengar suara angin disini. Penduduk disini sekitar 13 kepala keluarga menambah sunyi kampung ini. Umumnya penduduk pada pagi hingga siang pergi untuk berladang.

Kabau
Hari Rabu pun datang, pagi hari saya menuju ke tempat pengilangan gula milik dari ipar saudara saya, yaitu Uni Gadih dan Uda Yer. Tempat pengilangan tidak jauh dari rumah saudara saya. Lokasi pengilangan terletak dipuncak bukit kecil, yaitu bukit Ambacang. Cukup lelah untuk menuju lokasi pengilangan.

Saya berkenalan dan meminta izin untuk mengambil gambar, dan saya diterima dengan baik dan dipersilahkan untuk mengambil gambar.
 Saya menanyakan “ Kenapa masih menggunakan cara tradisional?”
“Karena kami hanya mengolah sedikit dan tidak setiap hari melakukan pengilangan dan hanya melakukan pengilangan setiap hari rabu, tidak seperti kilang yang ada di kampung sebelah yang telah menggunakan mesin karena pengolahan yang banyak sehingga menggunakan mesin untuk mempercepat proses pengerjaan” jawab Uda Yer.

Kabau dan Alat Pengilang
Peroses pembuatan gula merah ada beberapa tahap yaitu pengambilan sari tebu, pemasakan dan pencetakan. Pengambilan sari tebu dibantu oleh tenaga kerbau. Kerbau yang digunakan terlebuh dahulu di tutup matanya dengan tempurung kelapa dan diikatkan ke kain. Tujuannya adalah agar kerbau tidak lari pada saat proses pengilangan. Kemudian kerbau di ikat ke alat untuk mengilang. Tebu melewati tiga kali pemerasan melalui kilang untuk mendapatkan sari yang maksimal. Kerbau bekerja cukup keras pada pemerasan kedua dan ketiga, karena sari pada tebu tidak sebanyak perasan pertama.


Proses pengilangan
Terkadang kerbau berhenti, mungkin karena letih atau karena beban memeras yang cukup berat. Terkadang terdengar suara kerbau yang seperti mengeluh “uh uh uh” atau “oe oe oe”. Bila kerbau berhenti maka terkadang kerbau perlu di dorong atau diteriaki oleh pemiliknya.

Kuali masak gula merah

Bila sari tebu telah penuh dipenampungan kilang, sari akan dipindahkan ke kuali besar untuk dimasak dengan cara direbus. Perebusan berlangsung selama 6 jam dan kemudian baru di cetak. Cetakan yang di gunakan adalah bambu yang disebut“Mariau”. Ukuranya kecil seukuran gula merah pada umunya.

Sepulangnya dari tempat pengilangan kami diberikan air tebu yang telah dikilang. Disarankan untuk diminum dengan perasan jeruk nipis. Kemudian saya mencoba saran tadi, dan ternyata segar sekali meminum tebu yang telah dicampur jeruk nipis. Saya sangat senang akhirnya dapat melihat secara langsung pembuatan gula merah dengan bantuan kerbau. Dan mungkin bila saya ingin mencari ketenangan maka saya akan kembali ketempat ini.
  
Paci jawi dari payakumbuh
Arena Pacu Jawi
Setelah dua minggu di puncak lawang, saya mendapatkan kabar dari sosial media bahwa ada acara pacu jawi di Payakumbuh. Lokasi pacu jawi adalah di Tanjuang Anau tidak jauh dari Tanjung Pati. Berangkatlah saya pagi hari menuju ke terminal di pasar Matur. Keberangkatan saya dibantu oleh tetangga saudara saya, karena tidak ada kendaraaan umum yang lewat kecuali pada hari pasar. Dari matur saya melanjutkan ke padang luar untuk mancari transportasi menuju ke Payakumbuh. Cukup lama menunggu kendaraan menuju payakumbuh karena beberapa minibus menuju payakumbuh penuh, karena banyak yang pulang kampung pada hari libur natal. Kemudain datang minibus tujuan Tanjung Pati, tanpa pikir panjang saya naik dalam kendaraan tersebut. Sesampainya di Tanjung Anau, saya turun dari mini bus dan telah melihat banyaknya penonton yang hadir di arena pacu jawi. Arena pacu jawi mudah untuk di kunjungi karena terletak di pinggir jalan besar.
Pacu Jawi
Pacu jawi ini adalah acara tahunan dan sudah cukup lama diadakan diadakan di daerah Tanjung Anau. Pacu jawi dilakukan sawah yang dalam masa kan dibajak. Sawah yang digunakan untuk pacu jawi dari dahulu hingga sekarang tidak pernah berubah tempatnya. Pacu jawi payakumbuh berbeda dengan pacu jawo yang ada di Tanah Datar. Di tanah datar pacu jawi dilakukan dengan dua ekor sapi dan joki hanya mempertahankan diri sambil memegang bajak dan berdiri di kayu bajak. Pacu jawi di Payakumbuh menurut saya terbilang ekstrim. Pacu jawi di payakumbuh menggunakan satu ekor sapi dan sebuah alat seperti bajak yang terbuat dari kayu namun hanya untuk pegangan tangan, tidak untuk di injak. Pacu jawi dilakukan dengan cara berlari di belakang sapi dengan memegang alat yang seperti bajak tadi.

Pertarungan Sengit Pacu Jawi

Mengapa pacu jawi payakumbuh menurut saya ekstrim ???
Hal ini dikarenakan kecepatan lari dari joki di tanah yang berlumpur.

Panjang lintasan pacu jawi adalah 100 meter. Saya menghitung waktu tempuh dalam satu pertandingan adalah sekitar 10-13 detik, berarti satu detiknya sekitar 10 meter. Joki mengikuti tarikan sapi dan berlari dengan kencang di tanah yang berlumpur. Bila joki tidak sanggup untuk mengikuti kecepatan dari kerbau maka joki dapat terjatuh dan mengakibatkan pingsan atau lebih buruk dari itu.


joki terjatuh ke lumpur


joki pingsan digotong panitia

Biasanya dalam balapan atau pacu menggunakan angka untuk menandai pemenang. Disini mengunakan bendera untuk menentukan pemenang. Siapa yang menang benderanya akan tetap terpasang sedangkan yang kalah akan di lepas.


perhatikan bendera, makin lama makin sedikit
Pengambilan gambar dalam kegiatan pacu jawi ini ternodai dengan adanya sapanduk kampanye dari caleg sehingga memperburuk pemandangan. Harus hati- hati karena jika salah ambil bisa jadi iklan gratis bagi mereka.


penerimaan hadiah berupa piala dan seekor kambing


untuk lebih lanjut silahkan tonton video di bawah ini 
  Dan akhirnya didapatkan pemenang pacu jawi. Entah kenapa saya berfikir jangan-jangan pemenangnya latihan dengan cara berlari sambil memegang belakang motor.

Pacu Jawi Payakumbuh

4 comments:

  1. hahaha, sabar mas
    terimakasih telah membaca postingan saya mas

    ReplyDelete
  2. Kerbau di pengilangan gula, matanya kenapa ditutup kain merah mas?

    ReplyDelete
    Replies
    1. kerbaunya diberi tutup mata agar kerbaunya tidak liar saat mengilang. tutup mata kerbau terdiri dari 2 batok kelapa dan kain. kain sebenarnya tidak harus merah, fungsinya untuk mengikat batok kelapa.

      Delete
  3. senang bisa berkunjung ke blog anda gan
    keren dan bermanfaat sekali info nya
    terimakasih, sukses terus

    ReplyDelete